Senin, 10 Oktober 2011

Kemarau di semin gunungkidul, masih ada air




Musim kemarau tahun ini memang terasa panjang, hampir diseluruh wilayah indonesia terkena dampaknya, terutama bagi para petani di pedesaan.

Tak terkecuali tempat kelahiran penulis di kecamatan Semin, Gunungkidul, Yogyakarta, kemarau telah membuat daerah tersebut terlihat tandus dan gersang. Memang untuk kebutuhan air bersih / rumah tangga, secara umum bisa dibilang tidak terlalu sulit karena masih ada sumur yang mengeluarkan sumber air. Walaupun ada juga yang kering hingga akhirnya terpaksa membeli air bersih per tangki (± 6.000ltr) dengan harga ±Rp.150.000,- lalu dituangkan / ditampung dalam sumur tsb. Sebenarnya juga sudah ada jaringan pipa air bersih (PAM) namun entah kenapa akhir2 ini sering terjadi gangguan.

Yang sangat terasa memang untuk pertanian, dengan tidak turunnya hujan maka lahan tersebut menjadi kering, untunglah bagi lahan / tanah pertanian yang berdekatan dengan sungai, masih bisa mengambil air dari sungai tsb, karena upaya dari warga disana, sungai yang masih mengalirkan air dibuat bendungan sebagai tampungan, kemudian dengan tenaga diesel air tersebut dialirkan ke lahan / sawah, sehingga dapat ditanami.

Mudah-mudahan kemarau panjang segera berakhir, dan hujan kembali membasahi bumi semin sehingga para petani kembali bisa bercocok tanam.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

seminku

Amy mengatakan...

gak dikasih follower ya

Bagoez Parikezit mengatakan...

@ami : tks kunjungannya mbak, tadinya dah q ksh follwr, trs tak hpus.., skg aq ksh lg dech..hehehe..