Orang jawa pasti tahu istilah 'lesus' dan 'cleret taun', yaitu kejadian / fenomena alam yang disebabkan oleh angin/udara. Meski keduanya berasal dari sumber yang sama tapi ternyata berbeda artinya. Paling tidak hal itu berdasarkan pengalaman saya waktu kecil di kampung halaman saya di Gunungkidul, Yogyakarta.
Cleret taun terjadi biasanya pada saat musim hujan dan umumnya menjelang sore hari, tanda - tandanya sebelumnya udara terasa gerah/pengap, lalu datanglah awan yang bergulung-gulung berwarna hitam pekat dan tak lama kemudian terjadilah angin kencang / angin ribut, yang bisa memporak-porandakan apa saja yang dilewatinya, termasuk pohon besar ataupun rumah.
Sedangkan lesus kebanyakan terjadi pada saat musim kemarau, yakni berupa angin yang berputar cepat ke atas, meskipun skalanya tidak sebesar cleret taun, tapi lesus juga bisa merusak apa saja yang dilewatinya.
Cleret taun terjadi biasanya pada saat musim hujan dan umumnya menjelang sore hari, tanda - tandanya sebelumnya udara terasa gerah/pengap, lalu datanglah awan yang bergulung-gulung berwarna hitam pekat dan tak lama kemudian terjadilah angin kencang / angin ribut, yang bisa memporak-porandakan apa saja yang dilewatinya, termasuk pohon besar ataupun rumah.
Sedangkan lesus kebanyakan terjadi pada saat musim kemarau, yakni berupa angin yang berputar cepat ke atas, meskipun skalanya tidak sebesar cleret taun, tapi lesus juga bisa merusak apa saja yang dilewatinya.
1 komentar:
dulu waktu saya masih kecil, ketika kami lagi main di sawah,sering sekali ibu saya cerita tentang "cleret taun" dan dahsyatnya istilah itu(kala itu saya kurang paham mengenai cerita ibu saya itu),kini setelah dewasa, saya mulai mengerti istilah2 yg dulu pernah saya dengar, salah satunya tentang ini. terima kasih
Posting Komentar